Pages

Sunday, January 9, 2011

SESUDAH TENGAH MALAM

Malam sudah kuyup gelap,
Tatkala mimpi meredakan dengkur,
Tatkala dia akan bangun,
Senyap-senyap membersihkan diri.
Seperti pada malam-malam lain,
Berdiri menyatu,
seperti air terkenang.
Sepi

Dia keseorangan, di situ,
seperti kelasi tak bernakhoda tengah segara.
Tiada apa-apa lagi,
kecuali kata-kata yang mati,
berkubur dalam hati,
menjadi doa terakhir,
penghabisan kali.

`Bayangkan seorang demagog rukuk di kamar
dengan pintu tertutup rapat sedang pistolnya
terletak rapi di sisi`

Dia hanya memiliki kesetiaan malam,
Malam yang setiap malam mendakapnya,
Mendengar segala pengaduan dengan tekun,
Tanpa berkata apa-apa kepadanya,
Tetapi dia masih percata,
Ini waktu yang tidak berbohong dengan segala jenis manusia,
Tidak seperti siang yang kemilau,
Tatkala keindahan dan kata-kata menjadi raja.
`Bayangkan seorang yang berdiri di kiri kanan
dengan tersenyum
sedang belati terselit di belakang.`

Tidak semua dapat dibayangkan,
Seperti  Tun Teja tidak menyangka,
Rindunya kepada Tuah bertukar bisa,
Menista cintanya di kaki Sang Raja.

Ah! Bagaimana seorang pahlawan.
yang bersumpah melindungi kerajaan,
membunuh seorang perempuan,
yang tak berdosa, yang selalu mendoakannya.

-Baha Zain-

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 LAMAN fiRDAUSi. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.